Saudara kita yang terhormat bertanya tentang Salat Taubat.
Ia berkata, “Apakah itu salat tersendiri
atau ia mengikuti salat lain?”
Jawabannya adalah ia salat tersendiri,
berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tidaklah seorang hamba yang berbuat dosa,
lalu ia berdiri, berwudhu, dan mendirikan salat dua rakaat,
lalu memohon ampun kepada Allah,
kecuali Allah akan mengampuninya.”
Ini adalah hadis yang sahih,
diriwayatkan imam Ahmad dan para penulis as-Sunan dengan sanad yang sahih.
Hadis ini menunjukkan bahwa salat ini adalah salat tersendiri,
dan ia disyariatkan bagi seorang Muslim jika melakukan dosa apa pun.
Dosa apa pun itu, hendaknya ia berdiri, berwudhu, dan melakukan salat dua rakaat.
Lalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah.
Ia mengucapkan, “Astaghfirullaaha wa atuubu ilaihi.”
Serta mengakui dosanya, sehingga Allah memberi ampunan baginya.
Para ulama menyebut salat ini dengan Salat Taubat.
Tidak ada pertentangan dalam penyebutan karena sebagian ulama menyebutnya dengan sebutan lain.
Tidak ada pertentangan dalam penyebutan.
Namun, salat ini disyariatkan pada setiap maksiat dan dosa yang dilakukan oleh manusia.
Andai seorang Muslim mengganti dua rakaat ini dengan salat lain, semisal saat waktu duha,
lalu ia salat dua rakaat duha sebagai ganti dua rakaat taubat,
atau semisal saat waktu malam, lalu ia menggantinya dengan dua rakaat witir, maka tidak mengapa. Perkara dalam hal ini luas.
Namun, hendaklah seorang Muslim ketika melakukan dosa apa pun, ia segera berdiri
dan berwudhu serta mendirikan salat sesuai dengan yang Allah kehendaki.
Lalu ia beristighfar dan bertaubat kepada Allah.
====
الْأَخُ الْكَرِيمُ يَسْأَلُ عَنْ صَلَاةِ التَّوْبَةِ
يَقُولُ هَلْ هِيَ صَلَاةٌ مُسْتَقِلَّةٌ بِذَاتِهَا
أَمْ أَنَّهَا تَابِعَةٌ؟
الْجَوَابُ أَنَّهَا صَلَاةٌ مُسْتَقِلَّةٌ
لِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا
ثُمَّ يَقُومُ وَيَتَوَضَّأُ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ
ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ
إِلَّا غَفَرَ اللهُ لَهُ
وَهَذَا الْحَدِيْثُ حَدِيثٌ صَحِيحٌ
أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَأَصْحَابُ السُّنَنِ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ
وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّهَا صَلَاةٌ مُسْتَقِلَّةٌ
وَعَلَى أَنَّهُ يُشْرَعُ لِلْمُسْلِمِ إِذَا أَذْنَبَ أَيَّ ذَنْبٍ
أَيَّ ذَنْبٍ أَنْ يَقُومَ وَيَتَوَضَّأَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ
وَيَسْتَغْفِرَ اللهَ وَيَتُوبَ إِلَيْه
قُلْ أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
وَيَبُوْءَ بِذَنْبِهِ يَعْتَرِفَ بِذَنْبِهِ فَيَغْفِرُ اللهُ لَهُ
فَهَذِهِ يُسَمِّيْهَا الْعُلَمَاءُ صَلَاةَ التَّوْبَةِ
وَلَا مُشَاحَّةَ فِي الِاصْطِلَاحِ يَعْنِي بَعْضُهُمْ يُسَمِّيْهَا بِغَيْرِ هَذَا الِاسْمِ
لَا مُشَاحَّةَ فِي الِاصْطِلَاحِ
لَكِنَّهَا مَشْرُوعَةٌ مَعَ كُلِّ مَعْصِيَةٍ وَكُلِّ ذَنْبٍ يَقَعُ مِنَ الْإِنْسَانِ
وَلَوْ جَعَلَ الْمُسْلِمُ بَدَلًا مِنْهَا مَثَلًا كَانَ الْوَقْتُ وَقْتَ الضُّحَى
فَصَلَّى بَدَلًا عَنْهَا رَكْعَتَيْ الضُّحَى
أَوْ كَانَ مَثَلًا فِي اللَّيْلِ وَصَلَّى عَنْهَا بِصَلَاةِ الْوِتْرِ الْأَمْرُ فِي هَذَا وَاسِعٌ
لَكِنْ يَنْبَغِي لِلْمُسْلِمِ إِذَا وَقَعَ فِي أَيِّ ذَنْبٍ أَنْ يُبَادِرَ
وَيَتَوَضَّأَ وَيُصَلِّي مَا شَاءَ اللهُ
ثُمَّ يَسْتَغْفِرَ اللهَ وَيَتُوبَ إِلَيْهِ